Membicarakan tentang editing, tentunya kita juga akan membicarakan tentang program yang digunakan.
Disini saya bukan membagikan tentang program-program populer yang digunakan berdasarkan banyaknya pengguna, tapi lebih kepada software yang pernah saya coba dan gunakan.
1. Adobe Premiere
Program pertama ini mungkin sudah sangat populer saat ini, saat dulu pertama kali saya menggunakannya masih di versi 1.5 dengan gambar kuda berlari pada saat membuka aplikasi.
Hingga saat ini, aplikasi Adobe Premiere masih menjadi aplikasi wajib yang saya gunakan saat menyelesaikan project editing. selain karena sudah terbiasa dengan tampilan dan shortcut nya, aplikasi yang tergabung dengan Adobe juga sangat membantu digunakan untuk membantu proses editing.
Misalnya membuat motion graphic, masking layer atau membuat intro dengan menggunakan Adobe After Effect, menghilangkan suara noise atau menambah efek pada audio dengan Adobe Audition, mengeksport banyak file dengan Adobe Media Encoder, bahkan memasukkan foto atau grafik dari Adobe Photoshop dan Illustrator menjadi sangat mudah. Ini semua karena mereka berada di bawah satu nama yaitu “Adobe”.
Dibalik semua kemudahannya itu, Adobe Premiere memerlukan dukungan hardware (terutama kartu grafis) yang mumpuni juga. Tentunya ini tidak cocok untuk digunakan pada komputer lawas.
Jika anda adalah seorang editor yang masih belajar dan memiliki pertanyaan seputar Adobe Premiere, bisa coba ditulisakan di kolom komentar ya. Mungkin saya akan coba membantu menjawab pertanyaan tersebut.
2. Final Cut Pro
Aplikasi ini hanya bisa digunakan di perangkat apple. Final Cut Pro mungkin bisa dikatakan seperti Windows Movie Maker nya Windows XP. Namun aplikasi ini dikembangkan lebih bagus dan menjadi aplikasi populer untuk editing pengguna Mac.
Selain karena support filenya, interface dan juga fitur yang diberikan bisa dikatakan cukup untuk membuat sebuah konten video profesional.
Mungkin jika Final Cut Pro bisa digunakan pada Windows, aplikasi ini bisa menjadi saingan sengit dari Adobe Premiere.
3. Davinci Resolve
Dari dua aplikasi diatas, Davinci resolve adalah yang paling komplit, dan powerfull menurut saya. bagaimana tidak, aplikasi ini bisa anda dapatkan GRATIS di situsnya (ada juga versi berbayarnya dengan fitur yang lebih lengkap).
Jika ingin menggunakan Adobe Premiere anda harus mengeluarkan biaya sekian juta (Sekitar Rp.300.000 an per bulannya. Silahkan cek pada link ini), atau jika ingin menggunakan Final Cut anda harus memiliki Mac terlebih dahulu. Lewat davinci, anda tidak perlu mengkawatirkan kedua hal diatas. bahkan Davinci Resolve bisa digunakan pada 3 sistem aplikasi (Windows, OSX, dan Linux)
Dalam apikasi ini juga sudah komplit. Anda bisa membuat motion graphic, mengedit audio, dan yang paling dicari oleh para editor atau coloris adalah kehebatannya dalam mengolah warna (color corection dan color grading) dalam 1 bukaan aplikasi.
Namun sayangnya. Saat saya menggunakan aplikasi ini, selalu crash dan close aplikasi jika sudah melakukan editing yang cukup berat, berbeda dengan Adobe Premiere yang saya gunakan (walaupun kadang-kadang crash juga).
Untuk anda yang baru belajar dan belum pernah mencoba aplikasi editing. saya menyarankan anda menggunakan Davinci Resolve. Selain karena Gratis, anda bisa dengan leluasa belajar tentang editing dan bahkan color grading tanpa harus risih membandingkannya dari aplikasi lain. Dengan catatan komputer yang anda gunakan bisa menjalankannya dengan lancar.
4. Sony Vegas
Sebenarnya aplikasi ini sudah sangat lama tidak saya gunakan. Terakhir saya gunakan sekitar tahun 2012 akhir, saya sudah tidak menggunakan Sony Vegas karena komputer saya sudah bisa menggunakan dengan Adobe Pemiere dan keluarganya.
Namun untuk anda yang memiliki komputer dengan spesifikasi standar, aplikasi ini bisa menjadi pilihan karena lebih ringan daripada software-sofware keluarga Adobe.
Saya dulu pernah menggunakan versi Sony Vegas Pro 10 pada laptop jadul saya (core 2 duo, ram 1 gb tanpa kartu grafis dan tanpa ssd) namun masih bisa melakukan editing file sd (720×480) dengan lancar tanpa masalah (berbeda dengan Adobe Premiere versi 1.5 pada laptop dan file editing yang sama).
Sayangnya, Sony Vegas pada saat itu hanya saya gunakan untuk editing program acara televisi. Hal ini karena hasil eksport file nya kebanyakan flicker (atau mungkin karena saya belum mendapatkan settingan yang pas) dan hanya diterima oleh stasiun televisi saya bekerja.
5. Avid
Sejujurnya, Avid adalah aplikasi yang tidak pernah saya coba bahkan gunakan dalam project manapun. Hal ini karena Avid membutuhkan hardware yang sangat kuat untuk menjalankannya.
Tentu saja ini menjadi hambatan bagi pengguna rumahan seperti saya. Walaupun saya pernah mencoba untuk menginstal dan membukanya, aplikasi ini hanya berputar-putar pada loading aplikasi tanpa menampilkan dashboard dari Avid.
Kenapa saya memasukkan Avid (yang bahkan tidak pernah saya coba gunakan) ke dalam daftar program-program untuk editing adalah untuk menggambarkan bahwa program editing itu bermacam-macam segmentasinya.
Ada yang GRATIS, ada yang memfokuskan pada produknya sendiri, ada yang bisa digunakan untuk komputer jadul bahkan ada yang harus merakit “super komputer” dulu untuk bisa mengedit.
Intinya, jika kita ingin bisa editing, bukan masalah program apa yang akan kita gunakan, tetapi bagaimana kita mengetahui dasar-dasar dari editing itu sendiri (seperti storytelling misalnya) dan bukan berpatok pada hardware atau software yang digunakan.
Sebenarnya masih ada banyak program yang bisa menjadi pilihan anda untuk editing video. Ada wondershare filmora, camtasia, edius, dan masih banyak lagi (silahkan komentar aplikasi editing video yang anda ketahui).
Nah, sekian dari saya, jika ada hal yang ingin ditanyakan, ditambah atau diperdebatkan silahkan lewat kolom komentar ya.
Jika teman-teman menyukai artikel ini, silahkan bagikan ke sosial media untuk saling berbagi infomasi dan ini gratis :)
Jika ingin mendapatkan update terbaru di blog Catatan Sinematografi ini, bisa dengan mendaftarkan nama dan alamat email pada form dibawah.
[mc4wp_form id=”1463″]Salam Sinema